Monday, August 7, 2017

10 Bintang Sepakbola Terbaik yang Mengakhiri Karier di Klub Pertama Mereka

Tags

Beberapa saat lalu, Wayne Rooney resmi pulang kampung setelah memutuskan untuk bergabung dengan Everton, tim profesional pertama yang ia bela. Rooney bukanlah satu-satunya pemain yang kembali ke tim pertama mereka setelah sekian tahun berkelana ke tim lain. Berikut 10 pesepakbola yang memilih mengakhiri karier di tim yang pertama kali mereka bela.

10. Daniel Agger (Brøndby)


Metroxpress

Bek tengah asal Denmark ini mengawali kariernya bersama Brøndby di taun 2004. Dua tahun setelahnya, ia bergabung dengan raksasa Inggris, Liverpool. Di tim asal Merseyside itu, ia menjadi salah satu pemain penting di lini belakang The Reds.

Setelah kurang lebih delapan tahun di Inggris, ia memutuskan untuk pulang kampung ke Brøndby di tahun 2014 dan pesiun dua tahun setelahnya.

9. Henrik Larsson (Högaborgs)


Daily Record

Larsson memulai karier profesional bersama Högaborg, tim yang saat ini berada di kasata keempat liga Swedia. Selama empat tahun di tim itu, ia mencetak 23 gol dari 64 pertandingan. Penampilan mengesankannya itu membuatnya direkrut oleh Helsingborg. Bersama tim asal kota kelahirannya itu, Larsson semakin tajam dengan mencetak 50 gol dari 56 bermain.

Tercatat, pemain kelahiran 20 September itu pernah memperkuat beberapa tim besar, seperti Feyenoord, Celtic, sampai Barcelona dan Manchester united. Di tahun 2013, ia memutuskan untuk kembali ke tim pertamanya dan mengakhiri kariernya di sana.

8. Pablo Aimar (River Plate)


Goal

Gelandang serang asal Argentina ini mengaali kariernya dengan bersama River Plate dan melalui empat musim yang mengesankan di sana. Ia total mencatatkan 81 pertandingan dengan mencetak 21 gol.

Ia lalu bergabung dengan Valencia, Zaragoza, lalu Benfica. Ia bahkan sempat bermain di Liga Malaysia bersama Johor Darul Ta'zim sebelum akhirnya kembali ke River Plate di tahun 2015. Pablo Aimar pun memutuskan gantung sepatu di sana.

7. Juan Carlos Valerón (UD Las Palmas)


Marca

Valerón mengawail kariernya bersama Las Palmas B di tahun 1994, sebelum naik kasta ke tim utama Las Palmas setahun setelahnya. Setelah itu, ia pernah juga bergabung dengan Mallorca dan Atletico Madrid.

Akan tetapi, pemain kelahiran Arguineguin ini berada di puncak kariernya ketika bermain di Deportivo La Coruña, di mana ia menghabisakan 13 tahun kariernya di sana dengan 328 kali bermain dan mencetak 24 gol.

Di tahun 2013, ia memutuskan untuk kembali membela tim yang telah membesarkan namanya, Las Palmas, yang saaat itu berada d Segunda Division. Di musim 2015/16, ia membantu Las Palmas untuk promosi ke Primeira Division. Satu musim pasca promosi, ia memutuskan untuk gantung sepatu.

6. Rui Costa (Benfica)


Pinterest

Rui Costa adalah salah satu "pemain nomor 10" terbaik di masanya. Puncak penampilan terbaiknya adalah saat di Fiorentina, apalagi ketika ia berduet dengan Gabriel Batistuta.

Setelah 215 kali bermain untuk Fiorentina, ia pindah ke Milan dan mencatatkan 124 pertandingan. Di tahun 2006, pemain kelahiran Amadora ini akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan bergabung kembali dengan Benfica selama dua musim sebelum pensiun.



5. Giovanni van Bronckhorst (Feyenoord)


Goal

Lahir di kota Rotterdam, Giovanni van Bronckhorst pun memulai kariernya bersama Feyenoord di tahun 1993. Selama lima tahun awal karier profesionalnya bersama Feyenoord, ia mencatatkan 103 kali pertandingan dengan 22 gol.

Setelahnya, ia bergabung dengan Rangers, Arsenal, dan terakhir Barcelona sebelum kembali ke Feyenoord di tahun 2007 dan pensiun di tahun 2010 setelah gelaran Piala Dunia.

Selepas penisun, lalu melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Berawal dari asisten pelatih timnas Belanda U-21 dan asisten pelatih Feyenoord selama empat musim, ia akhirnya menjadi pelatih utama di tim kebanggaannya, Feyenoord, di tahun 2015 sampai kini.

4. Andriy Shevchenko (Dynamo Kyiv)


UEFA

Andriy Shevchenko sempat menjadi salah satu penyerang paling ditakuti di dunia. Mengawali karier bersama Dynamo Kyiv, ia mencetak 60 gol dari 117 selama lima musim. Di tahun 1999, ia pindah ke tim raksasa Italia saat itu, AC Milan.
Bersama Milan, ia melanjutkan performa gemilangnya dengan mencetak 127 dari 226 pertandingan.

Penampilannya menurun ketika dibeli Chelsea di tahun 2006. Sempat dipinjamkan ke Milan, ia akhirnya pulang kampung ke Dynamo Kyiv di tahun 2009, dan bertahan sampai tiga musim dengan mengemas 23 gol dari 55 kali bermain.

3. Juan Sebastián Verón (Estudiantes)


Taringa

Verón mengawali karier profesionalnya bersama tim asal kota kelahirannya, Estudiantes. Selama dua musim bersama tim asal La Plata itu, ia mencetak tujuh gol dari 60 pertandingan.

Pemain berkepala palontos itu tercatat pernah bermain untuk beberapa klub seperti Sampdoria, Parma, Lazio, MU, Chelsea, Inter Milan, Brandsen, sebelum kembali ke Estudiantes di tahun 2013 dan pensiun setahun berikutnya.

Di akhir tahun 2016, secara mengejutkan ia memutuskan untuk kembali bermain dan menandatangani 18 bulan kontrak bersama Estudiantes.

2. Frank Rijkaard (Ajax)


Squawka

Karier profesional Frank Rijkaard bermula pada tahun 1980 bersama Ajax Amsterdam. Selama tujuh tahun di sana, sebagai seorang bek tengah dan gelandang bertahan, ia telah mencetak 47 dari 205 pertandingan.

Selepas itu, ia lalu pindah ke Sporting Lisbon, Zaragoza, dan AC Milan, sebelum pulang kampung ke Ajax di tahun 1993 sampai di akhir kariernya tahun 1995.

1. Vítor Baía (FC Porto)


La Pelotona

Hanya dua tim yang tercatat pernah dibela oleh Vítor Baía, yaitu tim pertama dan terakhirnya, Porto, serta tim asal Spanyol, Barcelona. Karier sepakbolnya di Barcelona pun tergolong singkat yakni hanya dua musim.

Bersama Porto, Vítor Baía mampu meraih gelar Liga Champions di musim 2003/04 di bawah arahan Jose Mourinho.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon