Di gelaran Piala Eropa tahun 2016 lalu,
Islandia--negara kecil dengan populasi hanya 323.000 jiwa-- tampil mengesankan
dengan mampu melaju ke babak perempat final setelah menyingkirkan salah satu
tim kuat, Inggris, dengan skor 2-1. Meskipun pada akhirnya, mereka harus takluk
dari tuan rumah Prancis dengan skor 5-2.
Berikut adalah nasib 13 pemain yang dimainkan ketika
Islandia mengalahkan Inggris (ketika itu mereka menggunakan formasi 4-4-2):
Penjaga Gawang: Hannes Halldórsson (Randers SV)
Di musim 2016/2017 ini ia menjadi bagian dari klub
asal Denmark, Randers SV, di mana ia dimainkan dalam 24 pertandingan dan
berhasil meraih 6 kali cleen sheet.
Penjaga gawang utama Islandia ini tampil naik-turun di
level klub sebelum tampil di Piala Eropa. Ia lebih banyak menghabiskan duduk di
bangku cadangan ketika berada di
klub Eredivisie, NEC Nijmegen sebelum dipinjamkan ke klub asal Norwegia, Bodo
Glimt di bulan Maret tahun 2016.
Bek tengah: Kári Árnason (Omonia SC)
Pada 30 January lalu, pemain ini resmi pindah ke klub
asal Siprus, AC Omonia Nikosia,
dari klub asal Swedia, Malmö FF. Di klub yang berbasis di ibukota itu, pemain
kelahiran Swedia ini baru bermain dua kali dan mencetak satu gol.
Dalam kariernya, Kári Árnason juga pernah merasakan
atmosfer sepakbola Britania Raya, meski tidak bermain di kasta tertinggi. Ia
tercatat pernah bermain untuk Plymouth Argyle, Aberdeen dan Rotherham United.
Bek tengah: Ragnar Sigurðsson (Fulham)
Bersama Fulham, musim ini Ragnar Sigurðsson telah
bermain sebanyak 16 kali dan sekali membobol gawang lawan. Pencetak salah satu
gol ke Inggris ini adalah salah satu pemain yang tampil impresif di level klub.
Pemain 30 tahun ini hampir selalu menjadi pilihan utama di setiap klub yang ia
bela.
Di level senoir
tim
nasional, ia telah bermain sebanyak 66 kali dan 3 kali mencatatkan namanya ke
papan skor.
Bek kanan: Birkir Már Sævarsson (Hammarby IF)
Di musim ini, ia baru empat kali bermain, karena
Allsvenskan (Liga Swedia) baru dimulai bulan April mendatang.
Sævarsson adalah salah pemain paling berpengalaman di
tim ini. Dalam karier profesionalnya, pemain ini menghabiskan sepanjang karier
profesionalnya bermain di negeri-negeri Skandinavia saja. Memulai karier di
Valur (Islandia), lalu SK Brann (Norwegia), dan saat ini bermain di Hammarby IF (Swedia).
Bek kiri: Ari Freyr Skúlason (Lokeren)
Di musim pertamanya bermain di tim asal Belgia,
Skúlason telah 25 kali bermain dan mencetak dua gol.
Hampir sama seperti Sævarsson, ia yang memulai karier
di Valur, lebih banyak bermain di klub-klub asal Skandinavia (sebelum bergabung
dengan Lokeren di awal musim ini). Skúlason yang juga bisa berperan sebagai deep-lying playmaker ini seringkali
menjadi eksekutor tendangan bebas.
Gelandang kanan: Jóhann Berg Guðmundsson (Burnley)
Bersama Burnley musim ini, ia bermain 16 kali dan mencetak satu gol.
Guðmundsson yang pernah berada di Chelsea dan Fulham di level junior ini mkustru memulai karier profesionalnya di klub lokal, Breiðablik, sebelum pindah ke AZ Alkmaar di tahun 2009.
Guðmundsson yang pernah berada di Chelsea dan Fulham di level junior ini mkustru memulai karier profesionalnya di klub lokal, Breiðablik, sebelum pindah ke AZ Alkmaar di tahun 2009.
Di tahun 2014, ia secara mengejutkan pindah ke klub
kasata kedua liga Inggris, Charlton Athletic. Meskipun ia tak bisa
menghindarkan the Addicks
(julukan Charlton Athletic) dari jurang degradasi di akhir musim.
Tapi karena penampilannya yang cukup baik (main: 42, gol: 6, assist: 13), ia akhirnya direkrut oleh
Burnley yang baru saja promosi ke Premier League.
Gelandang kiri: Birkir Bjarnason (Aston Villa)
Di musim ini, ia telah 28 kali bermain (20 untuk Basel,
dan 8 untuk Aston Villa) dan mencetak empat gol.
Pemain yang mendapat julukan “Thor”
karena rambut pirangnya ini sebenarnya lebih sering bermain di tengah daripada
posisi melebar seperti yang ia perankan ketika mengahadapi Inggris.
Pemain ini sempat
bermain di Italia bersama Pescara dan Sampdoria sebelum pindah ke FC Basel di
tahun 2015. Dan di pertengahan musim, ia memutuskan untuk menerima pinangan
Aston Villa yang baru terdegradasi daro Premier League awal musim ini, setelah
mencetak 14 dari 42 bersama FC Basel.
Gelandang tengah: Gylfi Sigurðsson (Swansea City)
Pemain yang boleh dikata sebagai pemain terbaik dan
pemain paling terkenal di Islandia ini telah bermain 30 kali di segala ajang
yang diikuti Swansea, dengan mencetak 9 gol dan 11 assist.
Sigurðsson yang merupakan lulusan akademi Reading ini
telah menjadi spesialis tendangan bebas karena kemampuan tendangan jarak
jauhnya yang mumpuni. Dengan segala kualitas yang ia miliki, tak erlebihan
rasanya apabila ia disejajarkan dengan para gelandang serang yang ada di
Premier League saat ini.
Gelandang tengah: Aron Gunnarsson (Cardiff City)
Dia adalah kapten dalam pertandingan itu dan menjadi pemain paling berpengaruh di tim.
Pemain ini sudah sejak tahun 2011 lalu bermain untuk Cardiff City, dan di musim
ini, ia total bermain 32 kali di semua ajang dan mencetak dua gol. Total, ia bermain seanyak 212 kali dan mencetak 22 gol
dalam tiga tahun kariernya bersama The Bluebirds (julukan Cardiff City). Sementara bagi timnas Isalndia, ia telah
mencetak dua gol ari 68 pertandingan.
Penyerang: Jón Daði Böðvarsson (Wolverhampton
Wanderers)
Penyerang yang baru bergabung dengan Wolverhampton di
awal musim ini, telah bermain 33 kali di liga dan mencetak dua gol. Jumlah yang
sebenarnya sangat sedikit untuk ukuran seroang striker.
Penyerang: Kolbeinn Sigþórsson (FC Nantes)
Ia berhasil mencetak dua gol di Piala Eropa 2016 lalu,
dan salah satunya ke gawang Inggris yang dijaga oleh Joe Hart.
Saat ini, Sigþórsson menjadi pencetak gol terbanyak
kedua bagi timnas Islandia (hanya terpaut empat gol dari Eiður Guðjohnsen di
posisi pertama). Di usia yang masih 29 tahun, tentu masih mungkin untuknya
menggungguli si nomor satu. Meski demikian, ketajamannya di level klub musim
ini tiak terlalu terlihat, ia hanya dua kali bermain tanpa mencetak satu pun
gol.
Sigþórsson yang sempat dipinjamkan ke Galatasaray di
awal musim justru tidak pernah sekali pun dimainkan, dan akhirnya ke Nantes di
akhir tahun 2016.
Pemain pengganti:
Theódór Elmar ‘Teddy’ Bjarnason (AGF)
Pemain milik klub asal Denmark, AGF, musim ini telah
19 kali bermain dengan satu yang berhasil ia ciptakan. Ia juga termasuk pemain
yang menghabisakn karier sepakbolanya bermain di negeri-negeri utara Eropa. Ia
bahkan pernah bermain di klub raksasa Skotlandia, Celtic, meski hanya satu kali
bermain dalam empat tahun.
Arnór Ingvi Traustason (Rapid Wien)
Sayap kiri yang masih berusia 23 tahun ini bemain 26
kali dan mencetak 2 gol di musim pertamanya bersama Rapid Vienna. Pada gelaran
Piala Eropa lalu, ia berhasil mencetak gol penentu pada injury-time untuk
mengantarkan Islandia menang atas Austria di babak penyisihan grup.
Sampai saat ini, di level timnas, ia telah mencetak
lima gol dari 12 penampilan.
Semua gambar dari Squawka
Semua gambar dari Squawka
EmoticonEmoticon